Jumat, 12 Maret 2010

SAAT PETIR MENYAMBAR


Para ahli dengan ketelitian yang tinggi telah memikirkan bagaimana arus listrik dari sambaran petir tidak akan menimbulkan percikan api pada setiap bagian yang terkait atau berdekatan dengan sistim bahan bakar pesawat.

Kecelakaan fatal pesawat terbang komersial yang disebabkan secara langsung oleh sambaran petir sebagai penyebab utamanya terjadi terakhir kali pada tahun 1967, dimana saat itu sambaran petir menyebabkan ledakan pada tangki bahan bakar pesawat.
Sejak saat itu, banyak pelajaran telah dipetik oleh para ahli mengenai bagaimana petir dapat mempengaruhi dan membahayakan pesawat terbang. Sebagai hasilnya, para ahli kemudian menemukan teknik proteksi atau perlindungan atas berbagai pesawat terbang dari sambaran petir. Saat kini, semua jenis pesawat terbang komersial yang membawa penumpang telah menerima sertifikasi atas kemampuannya untuk menangkal petir secara aman. Walaupun penumpang dan awak pesawat mungkin melihat kilatan cahaya yang menyilaukan disertai dengan suara keras jika petir menyambar pesawat, namun demikian kejadian tersebut tidak akan membahayakan secara fatal terhadap penumpang karena proteksi atau penangkal petir secara canggih telah didesain sedemikian rupa hingga dapat melindungi pesawat beserta komponen-komponen dan berbagai peralatan pekanya yang sangat kompleks.

Biasanya, sambaran petir akan mengarah ke bagian pesawat yang bertepian dengan bentuk runcing, seperti misalnya moncong hidung pesawat atau ujung sayap. Saat pesawat sedang terbang melalui wilayah hujan badai dengan kilatan petir, maka saat itu pesawat berada di dalam jaringan arus listrik di antara wilayah awan yang polaritas muatan listrik di sekelilingnya saling berlawanan. Apabila kemudian pesawat tersambar oleh petir, maka muatan listrik akan berjalan sepanjang bagian luar badan pesawat, dan akhirnya akan lepas pada bagian lain pesawat yang bertepian, seperti misalnya pada bagian ujung ekor. Pada saat seperti ini, penerbang kadang-kadang melihat gangguan kecil pada beberapa instrumen atau indikator-indikator di kokpit.

Sebagian kulit bagian luar badan pesawat biasanya terbuat dari aluminium, yang dapat menjadi penghantar arus listrik. Desain yang dibuat oleh para ahli dengan tingkat akurasi yang tinggi untuk tidak memunculkan celah pemisah di antara hubungan kulit luar tersebut, maka arus listrik dapat dijaga untuk tetap berada pada bagian luar pesawat. Bahkan pada pesawat komersial modern, badan pesawat termasuk kulit luarnya dibuat dari berbagai logam campuran, dimana hal ini dapat jauh mengurangi tingkat penghantaran arus listrik dibandingkan dengan aluminium. Biasanya bahan logam campuran yang dibuat tersebut berisi lapisan serat fiber.

Di dalam pesawat komersial modern terdapat berbagai kabel yang kalau ditotal panjangnya mencapai ratusan kilometer, serta lusinan komputer dan intrumen-instrumen lainnya yang mengkontrol segala sesuatu, dari mesin pesawat sampai ke lampu baca penumpang. Komputer-komputer tersebut, seperti halnya komputer lainnya, sangat rentan atas gangguan gelombang arus listrik. Jadi, selain untuk memberikan proteksi atas kulit luar badan pesawat, para ahli juga memikirkan bagaimana berbagai peralatan sensitif yang berada di dalam pesawat juga terlindungi.

Arus listrik sebagai akibat dari sambaran petir yang berjalan pada kulit luar badan pesawat kemungkinannya mempunyai dampak sampingan terhadap kabel-kabel atau berbagai peralatan yang berada di bawah permukaan kulit tersebut. Dampak tersebut disebut dengan efek tidak langsung petir (lightning indirect effect). Pemberian tameng (pelindung), penetralisiran arus (grounding) dan pengoperasian alat peredam gangguan gelombang dapat menghindari masalah yang disebabkan oleh
efek tidak langsung terhadap kabel-kabel dan
berbagai peralatan tersebut.

Setiap jaringan listrik (circuit) dan setiap peralatan yang sangat penting di dalam pesawat bagi keselamatan penerbangan harus diverifikasi oleh pabrik pembuat pesawat. Verifikasi tersebut juga harus sesuai dan memenuhi ketentuan regulasi yang ditetapkan oleh pihak otoritas penerbangan pada setiap negara. Seluruh bagian sambungan struktur badan pesawat (aircraft structure bonding system) selalu dibuat dan didesain secara kuat dan tangguh karena arus listrik dari sambaran petir akan selalu berjalan melalui “penghubung” sambungan tersebut dari satu bagian ke bagian lain.

Hal lain yang menjadi perhatian penting adalah tentang penggunaan serta pengoperasian sistim bahan bakar pesawat, dimana percikan api kecil yang muncul dari lompatan elektron dapat menyulut kebakaran yang dapat menjadi mala petaka besar. Para ahli dengan ketelitian yang tinggi telah memikirkan bagaimana arus listrik dari sambaran petir tidak akan menimbulkan percikan api pada setiap bagian yang terkait atau berdekatan dengan sistim bahan bakar pesawat. Kulit tangki bahan bakar selalu dibuat lebih tebal dibandingkan dengan bagian-bagian lain pesawat dengan maksud untuk menahan atau menghalangi api bila terjadi kebakaran di bagian luar tangki. Penutup tangki dan berbagai ventilasi dari sistim bahan bakar didesain serta telah melampaui ujian dan pengetesan kelayakan untuk menahan dampak dari sambaran petir. Setiap jalur pipa bahan bakar dari tangki menuju mesin, serta mesin pesawat itu sendiri, harus mempunyai proteksi terhadap sambaran petir. Dan yang paling mutakhir, saat ini hampir semua bahan bakar pesawat telah dibuat dengan menurunkan sensitifitas kemungkinan ledakan yang dapat ditimbulkannya.

Moncong hidung pesawat yang disebut dengan radome, dimana di baliknya terpasang antena radar dan berbagai instrument, adalah bagian dari pesawat yang sangat sensitif terhadap sambaran petir. Agar dapat berfungsi dengan baik, maka antena radar tidak boleh berdekatan dengan material penghantar arus listrik. Untuk itu, jaringan strip penangkal petir dipasang di sepanjang bagian luar radome untuk melindunginya. Jaringan strip tersebut terdiri dari batang logam padat yang dipasang berjajar secara paralel, dimana masing-masing batang dibungkus dengan bahan semacam plastik yang direkatkan secara kuat mengelilingi radome. Secara umum, jaringan strip ini berfungsi sebagai penangkal petir seperti yang terpasang pada bangunan gedung.

Sementara itu, bagi penerbangan dengan menggunakan pesawat kecil/ privat (general aviation), oleh pihak otoritas penerbangan diwajibkan untuk selalu terbang menghindari wilayah hujan badai yang disertai dengan petir. Regulasi terhadap pesawat kecil/ privat tersebut memang dibedakan dengan pesawat komersial yang membawa penumpang. Walaupun demikian, ketentuan regulasi bagi mereka tetap dilakukan, utamanya untuk melengkapi pesawatnya dengan proteksi atas struktur badan pesawat, sistim bahan bakar, dan mesin. Walaupun sebagian besar lapisan luar badan pesawat kecil/ privat dibuat dari aluminium – tetapi pesawat mereka tidak dilengkapi dengan peralatan yang memerlukan komputasi yang kompleks, sehingga resiko yang mereka hadapi terhadap sambaran petir juga tidak terlalu besar.
Demikianlah gambaran umum tentang sambaran petir terhadap pesawat. Walaupun masih terdapat kemungkinan atas rusaknya bagian kecil dari pesawat, utamanya bagian-bagian pesawat yang bertepian dengan bentuk runcing, tetapi secara umum hal tersebut tidak membahayakan keselamatan penumpang. Selain itu, para penerbang juga telah terlatih untuk selalu menghindar dari wilayah cuaca yang membahayakan pesawat, karena mereka selalu berupaya untuk memberi dan mengajak penumpangnya untuk memperoleh pengalaman terbang yang menyenangkan.

oleh : Capt Sonny M. Sasono